Definisi
Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi.
Tujuan dari normalisasi
q Untuk menghilangkan kerangkapan data
q Untuk mengurangi kompleksitas
q Untuk mempermudah pemodifikasian data
Proses Normalisasi
q Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.
q Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka tabel tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.
Tahapan Normalisasi
Bentuk Tidak Normal
Menghilangkan perulangan group
Bentuk Normal Pertama (1NF)
Menghilangkan ketergantungan sebagian
Bentuk Normal Kedua (2NF)
Menghilangkan ketergantungan transitif
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Menghilangkan anomali-anomali hasil dari
ketergantungan fungsional
Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)
Menghilangkan Ketergantungan Multivalue
Bentuk Normal Keempat (4NF)
Menghilangkan anomali-anomali yang tersisa
Bentuk Normal Kelima
Ketergantungan Fungsional
Definisi :
Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional pada atribut X (R.X —> R.Y), jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R.
Misal terdapat skema database Pemasok-barang : Pemasok (No-pem, Na-pem)
Tabel PEMASOK-BARANG
No-pem Na-pem |
P01 Baharu |
P02 Sinar |
P03 Harapan |
Ketergantungan fungsional dari tabel PEMASOK-BARANG adalah :
No-pem —> Na-pem
Ketergantungan Fungsional Penuh NORMALISASI
Definisi
Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi.
Tujuan dari normalisasi
q Untuk menghilangkan kerangkapan data
q Untuk mengurangi kompleksitas
q Untuk mempermudah pemodifikasian data
Proses Normalisasi
q Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.
q Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka tabel tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.
Tahapan Normalisasi
Bentuk Tidak Normal
Menghilangkan perulangan group
Bentuk Normal Pertama (1NF)
Menghilangkan ketergantungan sebagian
Bentuk Normal Kedua (2NF)
Menghilangkan ketergantungan transitif
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Menghilangkan anomali-anomali hasil dari
ketergantungan fungsional
Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)
Menghilangkan Ketergantungan Multivalue
Bentuk Normal Keempat (4NF)
Menghilangkan anomali-anomali yang tersisa
Bentuk Normal Kelima
Ketergantungan Fungsional
Definisi :
Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional pada atribut X (R.X —> R.Y), jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R.
Misal terdapat skema database Pemasok-barang : Pemasok (No-pem, Na-pem)
Tabel PEMASOK-BARANG
No-pem Na-pem |
P01 Baharu |
P02 Sinar |
P03 Harapan |
Ketergantungan fungsional dari tabel PEMASOK-BARANG adalah :
No-pem —> Na-pem
Ketergantungan Fungsional Penuh
Definisi :
Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X pada relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X ( bila X adalah key gabungan)
Contoh :
Tabel KIRIM-BARANG( No-pem, Na-pem, No-bar, Jumlah)
No-pem Na-pem No-bar Jumlah |
P01 Baharu B01 1000 |
P01 Baharu B02 1500 |
P01 Baharu B03 2000 |
P02 Sinar B03 1000 |
P03 Harapan B02 2000 |
Ketergantungan fungsional :
No-pem à Na-pem
No-bar, No-pem à Jumlah (Tergantung penuh terhadap keynya)
Ketergantungan Transitif
Definisi :
Atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X , jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R. ( X à Y, Y à Z , maka X à Z )
Contoh :
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B02 |
1500 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Ketergantungan transitif :
No-pem à Kode-kota
Kode-kota à Kota, maka
No-pem à Kota
Bentuk Normal Kesatu (1NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kesatu bila setiap data bersifat atomik yaitu setiap irisan baris dan kolom hanya mempunyai satu nilai data
Tabel KIRIM-1 (Unnormal)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
|
|
|
B02 |
1500 |
|
|
|
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Tabel KIRIM-2 (1NF)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B02 |
1500 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Diagram Ketergantungan Fungsional
Kode-kota
No-pem
Kota
Jumlah
No-bar
Bentuk Normal Kedua (2NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kedua bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kesatu, dan atribut yang bukan key sudah tergantung penuh terhadap keynya.
Tabel PEMASOK-1 (2NF)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
P01 |
1 |
Jakarta |
P02 |
3 |
Bandung |
P03 |
2 |
Surabaya |
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal ketiga bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kedua dan atribut yang bukan key tidak tergantung transitif terhadap keynya.
Tabel KIRIM-3 (3NF)
No-pem |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
B01 |
1000 |
P01 |
B02 |
1500 |
P01 |
B03 |
2000 |
P02 |
B03 |
1000 |
P03 |
B02 |
2000 |
Tabel PEMASOK-2 (3NF) Tabel PEMASOK-3 (3NF)
No-pem |
Kode-kota |
|
Kode-kota |
Kota |
P01 |
1 |
|
1 |
Jakarta |
P02 |
3 |
|
2 |
Surabaya |
P03 |
2 |
|
3 |
Bandung |
Contoh : Normalisasi pada database perkuliahan
Asumsi :
q Seorang mahasiswa dapat mengambil beberapa mata kuliah
q Satu mata kuliah dapat diambil oleh lebih dari satu mahasiswa
q Satu mata kuliah hanya diajarkan oleh satu dosen
q Satu dosen dapat mengajar beberapa mata kuliah
q Seorang mahasiswa pada mata kuliah tertentu hanya mempunyai satu nilai
Tabel MAHASISWA-1 ( Unnormal )
No-Mhs |
Nama- Mhs |
Jurusan |
Kode- MK |
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama-Dosen |
Nilai |
2683 |
Welli |
MI |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
A |
|
|
|
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MI350 |
Manajemen DB |
B104 |
Ati |
C |
|
|
|
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
B |
|
|
|
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
A |
Tabel MAHASISWA-2 ( 1NF )
No-Mhs
|
Nama- Mhs |
Jurusan |
Kode-MK
|
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama- Dosen |
Nilai |
2683 |
Welli |
MI |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
A |
2683 |
Welli |
MI |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MI350 |
Manajemen DB |
B104 |
Ati |
C |
5432 |
Bakri |
Ak. |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
A |
Diagram Ketergantungan Fungsional
Nama_Mhs
No-Mhs Jurusan
Nilai
Nama-MK
Kode-MK Kode-Dosen
Nama-Dosen
Tabel KULIAH (2NF)
Kode-MK
|
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama-Dosen
|
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
Tabel MAHASISWA-3 (3NF)
No-Mhs
|
Nama-Mhs |
Jurusan |
2683 |
Welli |
MI |
5432 |
Bakri |
Ak. |
Tabel NILAI (3NF)
No-Mhs
|
Kode MK
|
Nilai |
2683 |
MI350 |
A |
2683 |
MI465 |
B |
5432 |
MI350 |
C |
5432 |
AKN201 |
B |
5432 |
MKT300 |
A |
Tabel MATAKULIAH (3NF)
Kode-MK |
Nama-MK |
Kode-Dosen |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
MKT300 |
DasarPemasaran |
B212 |
Tabel DOSEN (3NF)
Kode- Dosen |
Nama-Dosen |
B104 |
Ati |
B317 |
Dita |
B310 |
Lia |
B212 |
Lola |
NORMALISASI
Definisi
Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi.
Tujuan dari normalisasi
q Untuk menghilangkan kerangkapan data
q Untuk mengurangi kompleksitas
q Untuk mempermudah pemodifikasian data
Proses Normalisasi
q Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.
q Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka tabel tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.
Tahapan Normalisasi
Bentuk Tidak Normal
Menghilangkan perulangan group
Bentuk Normal Pertama (1NF)
Menghilangkan ketergantungan sebagian
Bentuk Normal Kedua (2NF)
Menghilangkan ketergantungan transitif
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Menghilangkan anomali-anomali hasil dari
ketergantungan fungsional
Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)
Menghilangkan Ketergantungan Multivalue
Bentuk Normal Keempat (4NF)
Menghilangkan anomali-anomali yang tersisa
Bentuk Normal Kelima
Ketergantungan Fungsional
Definisi :
Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional pada atribut X (R.X —> R.Y), jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R.
Misal terdapat skema database Pemasok-barang : Pemasok (No-pem, Na-pem)
Tabel PEMASOK-BARANG
No-pem Na-pem |
P01 Baharu |
P02 Sinar |
P03 Harapan |
Ketergantungan fungsional dari tabel PEMASOK-BARANG adalah :
No-pem —> Na-pem
Ketergantungan Fungsional Penuh
Definisi :
Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X pada relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X ( bila X adalah key gabungan)
Contoh :
Tabel KIRIM-BARANG( No-pem, Na-pem, No-bar, Jumlah)
No-pem Na-pem No-bar Jumlah |
P01 Baharu B01 1000 |
P01 Baharu B02 1500 |
P01 Baharu B03 2000 |
P02 Sinar B03 1000 |
P03 Harapan B02 2000 |
Ketergantungan fungsional :
No-pem à Na-pem
No-bar, No-pem à Jumlah (Tergantung penuh terhadap keynya)
Ketergantungan Transitif
Definisi :
Atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X , jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R. ( X à Y, Y à Z , maka X à Z )
Contoh :
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B02 |
1500 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Ketergantungan transitif :
No-pem à Kode-kota
Kode-kota à Kota, maka
No-pem à Kota
Bentuk Normal Kesatu (1NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kesatu bila setiap data bersifat atomik yaitu setiap irisan baris dan kolom hanya mempunyai satu nilai data
Tabel KIRIM-1 (Unnormal)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
|
|
|
B02 |
1500 |
|
|
|
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Tabel KIRIM-2 (1NF)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B02 |
1500 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Diagram Ketergantungan Fungsional
Kode-kota
No-pem
Kota
Jumlah
No-bar
Bentuk Normal Kedua (2NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kedua bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kesatu, dan atribut yang bukan key sudah tergantung penuh terhadap keynya.
Tabel PEMASOK-1 (2NF)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
P01 |
1 |
Jakarta |
P02 |
3 |
Bandung |
P03 |
2 |
Surabaya |
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal ketiga bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kedua dan atribut yang bukan key tidak tergantung transitif terhadap keynya.
Tabel KIRIM-3 (3NF)
No-pem |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
B01 |
1000 |
P01 |
B02 |
1500 |
P01 |
B03 |
2000 |
P02 |
B03 |
1000 |
P03 |
B02 |
2000 |
Tabel PEMASOK-2 (3NF) Tabel PEMASOK-3 (3NF)
No-pem |
Kode-kota |
|
Kode-kota |
Kota |
P01 |
1 |
|
1 |
Jakarta |
P02 |
3 |
|
2 |
Surabaya |
P03 |
2 |
|
3 |
Bandung |
Contoh : Normalisasi pada database perkuliahan
Asumsi :
q Seorang mahasiswa dapat mengambil beberapa mata kuliah
q Satu mata kuliah dapat diambil oleh lebih dari satu mahasiswa
q Satu mata kuliah hanya diajarkan oleh satu dosen
q Satu dosen dapat mengajar beberapa mata kuliah
q Seorang mahasiswa pada mata kuliah tertentu hanya mempunyai satu nilai
Tabel MAHASISWA-1 ( Unnormal )
No-Mhs |
Nama- Mhs |
Jurusan |
Kode- MK |
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama-Dosen |
Nilai |
2683 |
Welli |
MI |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
A |
|
|
|
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MI350 |
Manajemen DB |
B104 |
Ati |
C |
|
|
|
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
B |
|
|
|
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
A |
Tabel MAHASISWA-2 ( 1NF )
No-Mhs
|
Nama- Mhs |
Jurusan |
Kode-MK
|
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama- Dosen |
Nilai |
2683 |
Welli |
MI |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
A |
2683 |
Welli |
MI |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MI350 |
Manajemen DB |
B104 |
Ati |
C |
5432 |
Bakri |
Ak. |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
A |
Diagram Ketergantungan Fungsional
Nama_Mhs
No-Mhs Jurusan
Nilai
Nama-MK
Kode-MK Kode-Dosen
Nama-Dosen
Tabel KULIAH (2NF)
Kode-MK
|
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama-Dosen
|
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
Tabel MAHASISWA-3 (3NF)
No-Mhs
|
Nama-Mhs |
Jurusan |
2683 |
Welli |
MI |
5432 |
Bakri |
Ak. |
Tabel NILAI (3NF)
No-Mhs
|
Kode MK
|
Nilai |
2683 |
MI350 |
A |
2683 |
MI465 |
B |
5432 |
MI350 |
C |
5432 |
AKN201 |
B |
5432 |
MKT300 |
A |
Tabel MATAKULIAH (3NF)
Kode-MK |
Nama-MK |
Kode-Dosen |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
MKT300 |
DasarPemasaran |
B212 |
Tabel DOSEN (3NF)
Kode- Dosen |
Nama-Dosen |
B104 |
Ati |
B317 |
Dita |
B310 |
Lia |
B212 |
Lola |
Kasih, Pengorbanan dan Kesetiaan
Barangkali cinta… jika darahku mendesirkan gelombang yang tertangkap oleh darahmu dan engkau beriak karenanya. Darahku dan darahmu, terkunci dalam nadi yang berbeda, namun berpadu dalam badai yang sama.
Barangkali cinta… jika napasmu merambatkan api yang menjalar ke paru-paruku dan aku terbakar karenanya. Napasmu dan napasku, bangkit dari rongga dada yang berbeda, namun lebur dalam bara yang satu.
Barangkali cinta… jika ujung jemariku mengantar pesan yang menyebar ke seluruh sel kulitmu dan engkau memahamiku seketika. Kulitmu dan kulitku, membalut dua tubuh yang berbeda, namun berbagi bahasa yang serupa.
Barangkali cinta… jika tatap matamu membuka pintu menuju jiwa dan aku dapati rumah yang kucari. Matamu dan mataku, tersimpan dalam kelopak yang terpisah, namun bertemu dalam setapak yang searah.
Barangkali cinta… karena darahku, napasku, kulitku, dan tatap mataku, kehilangan semua makna dan gunanya jika tak ada engkau di seberang sana.
Barangkali cinta… karena darahmu, napasmu, kulitmu, dan tatap matamu, kehilangan semua perjalanan dan tujuan jika tak ada aku di seberang sini.
Pastilah cinta… yang punya cukup daya, hasrat, kelihaian, kecerdasan, dan kebijaksanaan untuk menghadirkan engkau, aku, ruang, waktu, dan menjembatani semuanya demi memahami dirinya sendiri
Seseorang yg mencintai kamu
Seseorang yg mencintai kamu, tidak bisa memberikan alasan mengapa ia mencintaimu. Dia hanya tau, dimata dia, kamulah satu satunya.
Seseorang yg mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu marah / gila / jengkel / stres. Tp ia tdk pernah tau hal bodoh apa yg sudah ia lakukan,karma semua yg ia lakukan adalah utk kebaikanmu.
Seseorang yg mencintai kamu, jarang memujimu, tetapi di dlm hatinya kamu adalah yg terbaik, hanya ia yg tau.
Seseorang yg mencintai kamu, akan marah- marah atau mengeluh jika kamu tdk membalas pesannya atau telp nya, karna ia peduli dan ia tdk ingin sesuatu terjadi ke kamu.
Seseorang yg mencintai kamu, hanya menjatuhkan airmatanya di hadapanmu. Ketika kamu mencoba utk menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya, dimana hatinya selalu berdegup / berdenyut / bergetar utk kamu.
Seseorang yg mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yg kamu ucapkan, bahkan yg tdk sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata2 itu tepat waktunya.
Seseorang yg mencintai kamu, tdk akan memberikan janji apapun dgn mudah,karna ia tdk mau mengingkari janjinya. Ia ingin kamu utk mempercayainya dan ia ingin memberikan hidup yg paling bahagia dan aman selama lamanya.
Seseorang yg mencintai kamu, mungkin tdk bisa mengingat kejadian / kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu, tp ia tau bhw setiap detik yg ia lalui, ia mencintai kamu, tdk peduli hari apakah hari ini.
Seseorang yg mencintai kamu, tdk mau berkata Aku mencintaimu dgn mudah, karna segalanya yg ia lakukan utk kamu adalah utk menunjukkan bhw ia siap mencintaimu, tetapi hanya ia yg akan mengatakan kata I Love You pada situasi yg spesial, karna ia tdk mau kamu salah mengerti, dia mau kamu mengetahui bhw ia mencintai dirimu. Seseorang yg bner2 mencintai kamu, akan merasa bhw sesuatu harus dikatakan sekali saja krn ia berpikir bhw kamu telah mengerti dirinya. Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bhw tdk ada yg akan membuatnya bahagia / tersenyum.
Seseorang yg mencintai kamu, akan pergi ke airport utk menjemput kamu, dia tdk akan membawa seikat mawar dan memanggilmu sayang seperti yg kamu harapkan.Tetapi, ia akan membawakan kopermu dan menanyakan: Mengapa kamu menjadi lebih kurus dalam waktu 2 hari? Dengan hatinya yg tulus.
Seseorang yg mencintai kamu, tdk tahu apakah ia harus menelponmu ketika kamu marah, tetapi ia akan mengirimkan pesan setelah bbrp jam. Jika kamu menanyakan: mengapa ia telat menelepon, ia akan berkata: Ketika kamu marah penjelasan dari dirinya semua hanyalah sampah. Tetapi, ketika kamu sudah tenang,penjelasannya baru akan benar2 bekerja /manjur / berguna.
Seseorang yg mencintaimu, akan selalu menyimpan semua benda yg telah kamu berikan, bahkan kertas kecil bertuliskan ‘ I LOVE U ‘ ada di dalam dompetnya dan Seseorang yg mencintaimu, jarang mengatakan kata2 manis. Tp kamu tau, ‘kecupannya’sudah menyalurkan semua……
Seseorang yang mencintai kamu akan selalu berusaha membuat mu tersenyum dan tertawa walau terkadang caranya membingungkanmu..
Seseorang yang mencintaimu akan membalut hatimu yang pernah terluka dan menjaganya dengan setulus hati agar tidak terluka lagi…dan ia akan memberikanmu yang terbaik walau harus menyakiti hatinya sendiri
Seseorang yang mencintaimu… akan rela melepaskan mu pergi bila bersamanya kamu tidak bahagia… dan ia akan ikut bahagia walau kamu yang dicintainya bahagia bersama orang lain Pernahkah kamu mencintai seperti itu ????
Maka Berbahagialah orang yg dicintai oleh dirimu….
NORMALISASI
Definisi
Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi.
Tujuan dari normalisasi
q Untuk menghilangkan kerangkapan data
q Untuk mengurangi kompleksitas
q Untuk mempermudah pemodifikasian data
Proses Normalisasi
q Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.
q Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka tabel tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.
Tahapan Normalisasi
Bentuk Tidak Normal
Menghilangkan perulangan group
Bentuk Normal Pertama (1NF)
Menghilangkan ketergantungan sebagian
Bentuk Normal Kedua (2NF)
Menghilangkan ketergantungan transitif
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Menghilangkan anomali-anomali hasil dari
ketergantungan fungsional
Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)
Menghilangkan Ketergantungan Multivalue
Bentuk Normal Keempat (4NF)
Menghilangkan anomali-anomali yang tersisa
Bentuk Normal Kelima
Ketergantungan Fungsional
Definisi :
Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional pada atribut X (R.X —> R.Y), jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R.
Misal terdapat skema database Pemasok-barang : Pemasok (No-pem, Na-pem)
Tabel PEMASOK-BARANG
No-pem Na-pem |
P01 Baharu |
P02 Sinar |
P03 Harapan |
Ketergantungan fungsional dari tabel PEMASOK-BARANG adalah :
No-pem —> Na-pem
Ketergantungan Fungsional Penuh
Definisi :
Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X pada relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X ( bila X adalah key gabungan)
Contoh :
Tabel KIRIM-BARANG( No-pem, Na-pem, No-bar, Jumlah)
No-pem Na-pem No-bar Jumlah |
P01 Baharu B01 1000 |
P01 Baharu B02 1500 |
P01 Baharu B03 2000 |
P02 Sinar B03 1000 |
P03 Harapan B02 2000 |
Ketergantungan fungsional :
No-pem à Na-pem
No-bar, No-pem à Jumlah (Tergantung penuh terhadap keynya)
Ketergantungan Transitif
Definisi :
Atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X , jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R. ( X à Y, Y à Z , maka X à Z )
Contoh :
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B02 |
1500 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Ketergantungan transitif :
No-pem à Kode-kota
Kode-kota à Kota, maka
No-pem à Kota
Bentuk Normal Kesatu (1NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kesatu bila setiap data bersifat atomik yaitu setiap irisan baris dan kolom hanya mempunyai satu nilai data
Tabel KIRIM-1 (Unnormal)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
|
|
|
B02 |
1500 |
|
|
|
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Tabel KIRIM-2 (1NF)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B02 |
1500 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Diagram Ketergantungan Fungsional
Kode-kota
No-pem
Kota
Jumlah
No-bar
Bentuk Normal Kedua (2NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kedua bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kesatu, dan atribut yang bukan key sudah tergantung penuh terhadap keynya.
Tabel PEMASOK-1 (2NF)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
P01 |
1 |
Jakarta |
P02 |
3 |
Bandung |
P03 |
2 |
Surabaya |
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal ketiga bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kedua dan atribut yang bukan key tidak tergantung transitif terhadap keynya.
Tabel KIRIM-3 (3NF)
No-pem |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
B01 |
1000 |
P01 |
B02 |
1500 |
P01 |
B03 |
2000 |
P02 |
B03 |
1000 |
P03 |
B02 |
2000 |
Tabel PEMASOK-2 (3NF) Tabel PEMASOK-3 (3NF)
No-pem |
Kode-kota |
|
Kode-kota |
Kota |
P01 |
1 |
|
1 |
Jakarta |
P02 |
3 |
|
2 |
Surabaya |
P03 |
2 |
|
3 |
Bandung |
Contoh : Normalisasi pada database perkuliahan
Asumsi :
q Seorang mahasiswa dapat mengambil beberapa mata kuliah
q Satu mata kuliah dapat diambil oleh lebih dari satu mahasiswa
q Satu mata kuliah hanya diajarkan oleh satu dosen
q Satu dosen dapat mengajar beberapa mata kuliah
q Seorang mahasiswa pada mata kuliah tertentu hanya mempunyai satu nilai
Tabel MAHASISWA-1 ( Unnormal )
No-Mhs |
Nama- Mhs |
Jurusan |
Kode- MK |
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama-Dosen |
Nilai |
2683 |
Welli |
MI |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
A |
|
|
|
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MI350 |
Manajemen DB |
B104 |
Ati |
C |
|
|
|
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
B |
|
|
|
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
A |
Tabel MAHASISWA-2 ( 1NF )
No-Mhs
|
Nama- Mhs |
Jurusan |
Kode-MK
|
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama- Dosen |
Nilai |
2683 |
Welli |
MI |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
A |
2683 |
Welli |
MI |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MI350 |
Manajemen DB |
B104 |
Ati |
C |
5432 |
Bakri |
Ak. |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
A |
Diagram Ketergantungan Fungsional
Nama_Mhs
No-Mhs Jurusan
Nilai
Nama-MK
Kode-MK Kode-Dosen
Nama-Dosen
Tabel KULIAH (2NF)
Kode-MK
|
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama-Dosen
|
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
Tabel MAHASISWA-3 (3NF)
No-Mhs
|
Nama-Mhs |
Jurusan |
2683 |
Welli |
MI |
5432 |
Bakri |
Ak. |
Tabel NILAI (3NF)
No-Mhs
|
Kode MK
|
Nilai |
2683 |
MI350 |
A |
2683 |
MI465 |
B |
5432 |
MI350 |
C |
5432 |
AKN201 |
B |
5432 |
MKT300 |
A |
Tabel MATAKULIAH (3NF)
Kode-MK |
Nama-MK |
Kode-Dosen |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
MKT300 |
DasarPemasaran |
B212 |
Tabel DOSEN (3NF)
Kode- Dosen |
Nama-Dosen |
B104 |
Ati |
B317 |
Dita |
B310 |
Lia |
B212 |
Lola |
NORMALISASI
Definisi
Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi.
Tujuan dari normalisasi
q Untuk menghilangkan kerangkapan data
q Untuk mengurangi kompleksitas
q Untuk mempermudah pemodifikasian data
Proses Normalisasi
q Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.
q Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka tabel tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.
Tahapan Normalisasi
Bentuk Tidak Normal
Menghilangkan perulangan group
Bentuk Normal Pertama (1NF)
Menghilangkan ketergantungan sebagian
Bentuk Normal Kedua (2NF)
Menghilangkan ketergantungan transitif
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Menghilangkan anomali-anomali hasil dari
ketergantungan fungsional
Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)
Menghilangkan Ketergantungan Multivalue
Bentuk Normal Keempat (4NF)
Menghilangkan anomali-anomali yang tersisa
Bentuk Normal Kelima
Ketergantungan Fungsional
Definisi :
Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional pada atribut X (R.X —> R.Y), jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R.
Misal terdapat skema database Pemasok-barang : Pemasok (No-pem, Na-pem)
Tabel PEMASOK-BARANG
No-pem Na-pem |
P01 Baharu |
P02 Sinar |
P03 Harapan |
Ketergantungan fungsional dari tabel PEMASOK-BARANG adalah :
No-pem —> Na-pem
Ketergantungan Fungsional Penuh
Definisi :
Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X pada relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X ( bila X adalah key gabungan)
Contoh :
Tabel KIRIM-BARANG( No-pem, Na-pem, No-bar, Jumlah)
No-pem Na-pem No-bar Jumlah |
P01 Baharu B01 1000 |
P01 Baharu B02 1500 |
P01 Baharu B03 2000 |
P02 Sinar B03 1000 |
P03 Harapan B02 2000 |
Ketergantungan fungsional :
No-pem à Na-pem
No-bar, No-pem à Jumlah (Tergantung penuh terhadap keynya)
Ketergantungan Transitif
Definisi :
Atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X , jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R. ( X à Y, Y à Z , maka X à Z )
Contoh :
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B02 |
1500 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Ketergantungan transitif :
No-pem à Kode-kota
Kode-kota à Kota, maka
No-pem à Kota
Bentuk Normal Kesatu (1NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kesatu bila setiap data bersifat atomik yaitu setiap irisan baris dan kolom hanya mempunyai satu nilai data
Tabel KIRIM-1 (Unnormal)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
|
|
|
B02 |
1500 |
|
|
|
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Tabel KIRIM-2 (1NF)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B02 |
1500 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Diagram Ketergantungan Fungsional
Kode-kota
No-pem
Kota
Jumlah
No-bar
Bentuk Normal Kedua (2NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kedua bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kesatu, dan atribut yang bukan key sudah tergantung penuh terhadap keynya.
Tabel PEMASOK-1 (2NF)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
P01 |
1 |
Jakarta |
P02 |
3 |
Bandung |
P03 |
2 |
Surabaya |
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal ketiga bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kedua dan atribut yang bukan key tidak tergantung transitif terhadap keynya.
Tabel KIRIM-3 (3NF)
No-pem |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
B01 |
1000 |
P01 |
B02 |
1500 |
P01 |
B03 |
2000 |
P02 |
B03 |
1000 |
P03 |
B02 |
2000 |
Tabel PEMASOK-2 (3NF) Tabel PEMASOK-3 (3NF)
No-pem |
Kode-kota |
|
Kode-kota |
Kota |
P01 |
1 |
|
1 |
Jakarta |
P02 |
3 |
|
2 |
Surabaya |
P03 |
2 |
|
3 |
Bandung |
Contoh : Normalisasi pada database perkuliahan
Asumsi :
q Seorang mahasiswa dapat mengambil beberapa mata kuliah
q Satu mata kuliah dapat diambil oleh lebih dari satu mahasiswa
q Satu mata kuliah hanya diajarkan oleh satu dosen
q Satu dosen dapat mengajar beberapa mata kuliah
q Seorang mahasiswa pada mata kuliah tertentu hanya mempunyai satu nilai
Tabel MAHASISWA-1 ( Unnormal )
No-Mhs |
Nama- Mhs |
Jurusan |
Kode- MK |
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama-Dosen |
Nilai |
2683 |
Welli |
MI |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
A |
|
|
|
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MI350 |
Manajemen DB |
B104 |
Ati |
C |
|
|
|
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
B |
|
|
|
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
A |
Tabel MAHASISWA-2 ( 1NF )
No-Mhs
|
Nama- Mhs |
Jurusan |
Kode-MK
|
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama- Dosen |
Nilai |
2683 |
Welli |
MI |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
A |
2683 |
Welli |
MI |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MI350 |
Manajemen DB |
B104 |
Ati |
C |
5432 |
Bakri |
Ak. |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
A |
Diagram Ketergantungan Fungsional
Nama_Mhs
No-Mhs Jurusan
Nilai
Nama-MK
Kode-MK Kode-Dosen
Nama-Dosen
Tabel KULIAH (2NF)
Kode-MK
|
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama-Dosen
|
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
Tabel MAHASISWA-3 (3NF)
No-Mhs
|
Nama-Mhs |
Jurusan |
2683 |
Welli |
MI |
5432 |
Bakri |
Ak. |
Tabel NILAI (3NF)
No-Mhs
|
Kode MK
|
Nilai |
2683 |
MI350 |
A |
2683 |
MI465 |
B |
5432 |
MI350 |
C |
5432 |
AKN201 |
B |
5432 |
MKT300 |
A |
Tabel MATAKULIAH (3NF)
Kode-MK |
Nama-MK |
Kode-Dosen |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
MKT300 |
DasarPemasaran |
B212 |
Tabel DOSEN (3NF)
Kode- Dosen |
Nama-Dosen |
B104 |
Ati |
B317 |
Dita |
B310 |
Lia |
B212 |
Lola |
Definisi :
Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X pada relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X ( bila X adalah key gabungan)
Contoh :
Tabel KIRIM-BARANG( No-pem, Na-pem, No-bar, Jumlah)
No-pem Na-pem No-bar Jumlah |
P01 Baharu B01 1000 |
P01 Baharu B02 1500 |
P01 Baharu B03 2000 |
P02 Sinar B03 1000 |
P03 Harapan B02 2000 |
Ketergantungan fungsional :
No-pem à Na-pem
No-bar, No-pem à Jumlah (Tergantung penuh terhadap keynya)
Ketergantungan Transitif
Definisi :
Atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X , jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R. ( X à Y, Y à Z , maka X à Z )
Contoh :
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B02 |
1500 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Ketergantungan transitif :
No-pem à Kode-kota
Kode-kota à Kota, maka
No-pem à Kota
Bentuk Normal Kesatu (1NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kesatu bila setiap data bersifat atomik yaitu setiap irisan baris dan kolom hanya mempunyai satu nilai data
Tabel KIRIM-1 (Unnormal)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
|
|
|
B02 |
1500 |
|
|
|
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Tabel KIRIM-2 (1NF)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
1 |
Jakarta |
B01 |
1000 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B02 |
1500 |
P01 |
1 |
Jakarta |
B03 |
2000 |
P02 |
3 |
Bandung |
B03 |
1000 |
P03 |
2 |
Surabaya |
B02 |
2000 |
Diagram Ketergantungan Fungsional
Kode-kota
No-pem
Kota
Jumlah
No-bar
Bentuk Normal Kedua (2NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kedua bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kesatu, dan atribut yang bukan key sudah tergantung penuh terhadap keynya.
Tabel PEMASOK-1 (2NF)
No-pem |
Kode-kota |
Kota |
P01 |
1 |
Jakarta |
P02 |
3 |
Bandung |
P03 |
2 |
Surabaya |
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal ketiga bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kedua dan atribut yang bukan key tidak tergantung transitif terhadap keynya.
Tabel KIRIM-3 (3NF)
No-pem |
No-bar |
Jumlah |
P01 |
B01 |
1000 |
P01 |
B02 |
1500 |
P01 |
B03 |
2000 |
P02 |
B03 |
1000 |
P03 |
B02 |
2000 |
Tabel PEMASOK-2 (3NF) Tabel PEMASOK-3 (3NF)
No-pem |
Kode-kota |
|
Kode-kota |
Kota |
P01 |
1 |
|
1 |
Jakarta |
P02 |
3 |
|
2 |
Surabaya |
P03 |
2 |
|
3 |
Bandung |
Contoh : Normalisasi pada database perkuliahan
Asumsi :
q Seorang mahasiswa dapat mengambil beberapa mata kuliah
q Satu mata kuliah dapat diambil oleh lebih dari satu mahasiswa
q Satu mata kuliah hanya diajarkan oleh satu dosen
q Satu dosen dapat mengajar beberapa mata kuliah
q Seorang mahasiswa pada mata kuliah tertentu hanya mempunyai satu nilai
Tabel MAHASISWA-1 ( Unnormal )
No-Mhs |
Nama- Mhs |
Jurusan |
Kode- MK |
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama-Dosen |
Nilai |
2683 |
Welli |
MI |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
A |
|
|
|
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MI350 |
Manajemen DB |
B104 |
Ati |
C |
|
|
|
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
B |
|
|
|
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
A |
Tabel MAHASISWA-2 ( 1NF )
No-Mhs
|
Nama- Mhs |
Jurusan |
Kode-MK
|
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama- Dosen |
Nilai |
2683 |
Welli |
MI |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
A |
2683 |
Welli |
MI |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MI350 |
Manajemen DB |
B104 |
Ati |
C |
5432 |
Bakri |
Ak. |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
B |
5432 |
Bakri |
Ak. |
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
A |
Diagram Ketergantungan Fungsional
Nama_Mhs
No-Mhs Jurusan
Nilai
Nama-MK
Kode-MK Kode-Dosen
Nama-Dosen
Tabel KULIAH (2NF)
Kode-MK
|
Nama-MK |
Kode-Dosen |
Nama-Dosen
|
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
Ati |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
Dita |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
Lia |
MKT300 |
Dasar Pemasaran |
B212 |
Lola |
Tabel MAHASISWA-3 (3NF)
No-Mhs
|
Nama-Mhs |
Jurusan |
2683 |
Welli |
MI |
5432 |
Bakri |
Ak. |
Tabel NILAI (3NF)
No-Mhs
|
Kode MK
|
Nilai |
2683 |
MI350 |
A |
2683 |
MI465 |
B |
5432 |
MI350 |
C |
5432 |
AKN201 |
B |
5432 |
MKT300 |
A |
Tabel MATAKULIAH (3NF)
Kode-MK |
Nama-MK |
Kode-Dosen |
MI350 |
Manajamen DB |
B104 |
MI465 |
Analsis Prc. Sistem |
B317 |
AKN201 |
Akuntansi Keuangan |
D310 |
MKT300 |
DasarPemasaran |
B212 |
Tabel DOSEN (3NF)
Kode- Dosen |
Nama-Dosen |
B104 |
Ati |
B317 |
Dita |
B310 |
Lia |
B212 |
Lola |
sumber : http://www.google.com